• <div style='background-color: #000000;'><a href='http://www.rsspump.com/?web_widget/rss_ticker/news_widget' title='News Widget'>News Widget</a></div>

Wah, UN SD akan Disisipi Pernyataan Kejujuran

un
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -Ujian Nasional Sekolah Dasar akan dilaksanakan 7 hingga 9 April mendatang. Untuk mengantisipasi tingkat kecurangan, Dinas Pendidikan Jawa Timur menyisipkan lembar pernyataan untuk jujur.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Harun, di dalam lembar jawaban soal telah ditulisi kalimat pernyataan untuk disalin siswa yang mengerjakannya. Kalimat itu berbunyi " Salinlah Kalimat Ini: Saya Mengerjakan Ujian dengan Jujur". Menurut Harun, itu merupakan kalimat untuk mendidik anak menjadi jujur. Sebab, dalam usia siswa SD, masih mencari jati diri dan harus dikenalkan dengan nilai-nilai kejujuran.

"Setelah disalin, tulisan itu harus ditandatangani oleh siswa yang bersangkutan," katanya pada wartawan, Rabu (25/4).

Pelaksanaan UN SD di Jawa Timur sendiri akan diselenggarakan oleh 20.136 sekolah. Jumlah keseluruhan siswa SD yang mengikuti ujian tahun ini sebanyak 646.479 siswa. Keseluruhan penyelenggaraan UN di Jatim dibagi menjadi 3131 penggugus.

Selain SD, Jatim juga akan menyelenggarakan UN untuk SDLB. Menurut Kepala Bidang TK/SD dan Pendidikan Luar Biasa, Dinas Pendidikan Jatim, Nuryanto, peserta UN tingkat SDLB sebanyak 267 siswa. Jumlah itu terbagi dalam 3 kriteria yaitu Tuna Netra 36 siswa, Tuna Rungu Wicara 219 siswa, dan Tuna Daksa sebanyak 12 siswa.

"Sedangkan yang hanya mengikuti ujian sekolah sebanyak 716 siswa," kata dia.

Redaktur: Hafidz Muftisany
Reporter: Agus Raharjo


Sumber: http://www.republika.co.id//berita/pendidikan/berita-pendidikan/12/04/25/m318h1-wah-un-sd-akan-disisipi-pernyataan-kejujuran

Puluhan Siswa SD Ikuti Olimpiade Matematika

pr
BANDUNG, (PRLM).-Sekitar 30 siswa Sekolah Dasar (SD) kelas I mengikuti olimpiade matematika di Istana Plaza Jalan Pasirkaliki No.121, Sabtu (21/4). Perlombaan yang memperebutkan Tropi Gubernur Jawa Barat ini diikuti oleh anak SD dari berbagai sekolah di Bandung.

Saat peserta kelas I mengerjakan soal, calon peserta olimpiade matematika kelas II dan kelas III masih dapat melakukan pendaftaran. "Olimpiade matematika kelas I pukul 10.15, kelas II pukul 11.20, kelas III pukul 12.25. Peserta dari mana saja bisa mengikuti olimpiade ini. Banyak yang baru mendaftar hari ini, " kata salah satu pengajar di Lembaga Pendidikan Be Smart, Audi.

Tidak hanya olimpiade matematika, perlombaan yang diadakan Be Smart ini juga mengadakan lomba "spelling bee dan story telling" tingkat TK dan SD kelas 1 sampai kelas 3. Perlombaan mengeja dan bercerita dalam bahasa inggris ini memperebutkan Tropi Wali Kota Bandung dan Tropi Dinas Pendidikan Jabar.

Selain itu, ada pula lomba fotogenik kategori usia 4-6 tahun dan 7-9 tahun serta lomba mewarnai kategori TK A/B dan kelas 1-3 SD. Pengumuman pemenang olimpiade dan perlombaan lain ini akan dilakukan pukul 16.00 WIB hari ini.(CA-01/A-107)***


Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/185491

Wah, Anak SD Ciptakan Alat Deteksi Gempa

Metrotvnews.com, Gresik: Siswa Sekolah Dasar Muhamadiyah 1 Gresik, Jawa Timur, berhasil menciptakan alat deteksi gempa, Senin (16/4). Alat tersebut dibuat dengan memanfaatkan kaleng bekas, baterai dan magnet.

Alat deteksi gempa itu diberi nama Omplong Gempa. Nama tersebut terinspirasi dari gempa berskala 8,5 richter di Aceh pada minggu lalu. Meski cukup sederhana, namun Omplong Gempa cukup efektif. Setidaknya mampu memberikan peringatan dini kepada warga jika terjadi gempa, terutama saat malam hari.

Proses pembuatannya cukup dengan melubangi kaleng susu bekas untuk lintasan kawat yang menghubungkannya dengan bandulan magnet. Alat tersebut hanya memanfaatkan tenaga baterei sebesar sembilan volt.

Cara kerja Omplong Gempa juga sederhana, sirine akan berbunyi jika bandulan magnet bergerak saat terkena getaran gempa dan menempel pada bagian dinding kaleng bekas. Bunyi sirine berasal dari arus listrik baterai, yang selanjutnya memberi peringatan dini kepada penghuni rumah.

Alat tersebut cukup dipasang di tiap rumah warga, terutama daerah rawan gempa seperti Banda Aceh.

Penemu Omplong Gempa, Nevinda Yogastyawan mengatakan, sengaja memberi nama Omplong Gempa karena alat deteksi gempa tersebut memanfaatkan kaleng bekas yang banyak ditemui di sekitar lingkungan rumah warga.

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 Gresik, Ichwan Arif mengatkan pembuatan Omplong Gempa merupakan bagian dari penerapan pendidikan Fisika dalam kehidupan sehari-hari. Pihaknya akan menyempurnakan Omplong Gempa karya Nevinda, agar dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat luas. (Wtr4)

Sumber: http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/04/17/149289/Wah-Anak-SD-Ciptakan-Alat-Deteksi-Gempa/6

'Buku Pelajaran Harus Sesuai Psikologi Anak'

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG - Pakar pendidikan nasional, Prof. Dr. Arif Rahman menyatakan buku pelajaran yang diberikan bagi siswa sekolah dasar (sd) sebagai materi ajar haruslah sesuai dnegan psikologi anak-anak.

Hal itu diungkapkan Arif terkait dengan beredarnya Lembar Kerja Siswa (LKS) di SD Angkasa Halim Perdanakusumah Jakarta Timur yang memuat cerita tentang Bang Maman dari Kali Pasir yang meminta seorang perempuan untuk menyamar menjadi 'istri simpanan' menantunya.

"Semua materi baik lisan maupun tayangan yang diberikan sebagai pembelajaran terhadap anak harus disesuaikan dengan keadaan psikologi anak," kata Prof. Arif saat dihubungi ANTARA melalui telepon, Ahad (15/4).

Menurut Pak Arif, demikian guru besar di Universitas Negeri Jakarta tersebut sering disapa, ada beberapa istilah dalam buku LKS tersebut yang belum bisa dijangkau oleh nalar anak-anak, terutama anak kelas dua SD.

"Istilah 'istri simpanan', meskipun ada dalam kosa kata Bahasa Indonesia, namun, kata tersebut terlalu berat untuk anak-anak," kata Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) terkait bidang Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan, UNESCO, tersebut.

Lebih lanjut, Arif menyatakan bahwa konsep istri simpanan bagi anak kelas dua SD terlalu rumit. "Problematikanya tidak akan terjangkau bagi mereka karena pikiran anak-anak itu sederhana," kata dia.

Arif menuturkan, anak-anak tidak akan mampu membayangkan cerita yang bersifat sejarah dengan derajat keruwetan yang tinggi.

Terkait hal tersebut, sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah membentuk tim untuk menyelidiki LKS Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta yang berkisah tentang istri simpanan dalam kisah "Bang Maman dari Kali Pasir" tersebut.

Tim tersebut adalah gabungan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Inspektorat Jenderal (Itjen) dan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud untuk melacak siapa penerbit, penulis dan siapa yang mengedarkannya ke siswa.

Jika terbukti materi yang ditulis itu tidak benar maka LKS harus ditarik dari peredaran. Cerita Bang Maman dari Kalipasir di halaman 30-31 buku LKS Ceria mengemuka setelah hal tersebut menjadi perbincangan hangat dalam situs jejaring sosial Twitter, Kamis, 12 April 2012.

Cerita Bang Maman berkisah mengenai kehidupan Bang Maman yang memiliki putri bernama Ijah. Bang Maman menikahkan Ijah dengan Salim, putra Pak Darip orang kaya di Kali Pasir.

Kemudian, Pak Darip meninggal dan mewariskan kekayaannya berupa kebun yang sangat luas pada Salim. Salim yang lugu meminta seseorang bernama Kusen untuk mengurus kebunnya. Namun Kusen dan istrinya malah mengkhianati Salim. Kebun tersebut dijual oleh Kusen dan Salim pun jatuh miskin.

Ijah yang telah menjadi istri Salim diminta Bang Maman untuk menceraikan suaminya itu. Ijah tidak mau dan tetap setia pada Salim. Bang Maman lalu menyusun strategi, dia meminta perempuan bernama Patme untuk berpura-pura mengaku menjadi istri Salim. Patme mendatangi Ijah dan mengaku sebagai istri simpanan. Ijah pun percaya dan akhirnya menceraikan Salim.

Redaktur: Djibril Muhammad
Sumber: Antara

Sumber: http://www.republika.co.id//berita/pendidikan/berita-pendidikan/12/04/15/m2i6d0-buku-pelajaran-harus-sesuai-psikologi-anak

Informasi SDN (Sekolah Dasar Negeri) di Kecamatan Conggeang Kab. Sumedang

SDN Conggeang I
Alamat: Desa Conggeang Wetan Kec. Conggeang
Kab. Sumedang
Propinsi Jawa Barat

SDN Conggeang II
Alamat Desa Conggeang Kulon Kec. Conggeang
Kab. Sumedang
Propinsi Jawa Barat

SDN Conggeang IV
Alamat: Desa Conggeang Wetan Kec. Conggeang
Kab. Sumedang
Propinsi Jawa Barat

SDN Kawungluwuk
Alamat Desa Conggeang Kulon Kec. Conggeang
Kab. Sumedang
Propinsi Jawa Barat

SDN Cidempet
Alamat Desa Cibeureunyeuh Kec. Conggeang
Kab. Sumedang
Propinsi Jawa Barat

SDN Cibapa
Alamat Desa Cibubuan Kec. Conggeang
Kab. Sumedang
Propinsi Jawa Barat

SDN Cibubuan I
Alamat Desa Cibubuan Kec . Conggeang
Kab. Sumedang
Propinsi Jawa Barat

SDN Cibubuan II
Alamat Desa Karanglayung Kec. Conggeang
Kab. Sumedang
Propinsi Jawa Barat

SDN Narimbang I
Alamat Desa Jambu Kec. Conggeang
Kab. Sumedang
Propinsi Jawa Barat

SDN Narimbang II
Alamat Desa Narimbang Kec. Conggeang
Kab. Sumedang
Propinsi Jawa Barat

SDN Mekarjaya
Alamat Desa Narimbang Kec. Conggeang
Kab. Sumedang
Propinsi Jawa Barat

SDN Cacaban
Alamat Desa Cacaban Kec. Conggeang
Kab. Sumedang
Propinsi Jawa Barat

SDN Babakanasem
Alamat Desa Babakanasem Kec. Conggeang
Kab. Sumedang
Propinsi Jawa Barat

SDN Neglasari
Alamat Desa Babakanasem Kec. Conggeang
Kab. Sumedang
Propinsi Jawa Barat

SDN Ungkal
Alamat Desa Ungkal Kec. Conggeang
Kab. Sumedang
Propinsi Jawa Barat

SDN Sirahcipelang
Alamat Desa Cipamekar Kec. Conggeang
Kab. Sumedang
Propinsi Jawa Barat

SDN Margaasih
Alamat Desa Padaasih Kec. Conggeang
Kab. Sumedang
Propinsi Jawa Barat

SDN Margaluyu
Alamat Desa Padaasih Kec. Conggeang
Kab. Sumedang
Propinsi Jawa Barat

SDN Margamulya
Alamat Desa Padaasih Kec. Conggeang
Kab. Sumedang
Propinsi Jawa Barat

Buku SD Bermasalah Diselidiki

JAKARTA– Dunia pendidikan Indonesia dihebohkan oleh buku pelajaran siswa sekolah dasar (SD) yang memuat cerita istri simpanan.


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bahkan membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus ini. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengaku belum membaca isi buku pelajaran tersebut.Namun,dia menegaskan, siswa kelas II SD belum saatnya mengenal istilah istri simpanan ataupun disuguhi cerita semacam itu. Untuk itu, dia akan membentuk tim gabungan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP),Inspektorat Jenderal (Irjen),serta Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud untuk menyelidiki buku yang beredar di SD Negeri Angkasa IX, Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur itu.

Tim gabungan ini akan melacak siapa penerbit, penulis, dan yang mengedarkan buku itu. Jika terbukti materi yang ditulis tidak benar,buku itu harus ditarik dari peredaran. Sekolah yang bersangkutan pun akan dimintai keterangan karena lalai memberikan produk pendidikan yang dapat merusak moral anak. ”Kami akan berkoordinasi dengan dinas untuk memberikan sanksi kepada sekolah jika terbukti bersalah,” kata M Nuh kemarin.

Sebelumnya beredar buku Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta (PLBJ) untuk siswa kelas II SD yang memuat cerita “Bang Maman dari Kali Pasir” yang diterbitkan PT Media Kreasi. Buku itu mengisahkan Bang Maman meminta perempuan bernama Patme untuk mengaku-ngaku sebagai istri simpanan Salim. Tindakan itu dilakukan agar putri Bang Maman, yang bernama Ijah, mau menceraikan Salim. Bang Maman ingin anaknya itu cerai karena Salim jatuh miskin karena tidak mampu mengelola kebun yang diwariskan ayahnya dan berakhir menjadi penjual buah.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto menyayangkan kebijakan kepala sekolah SD Angkasa IX menggunakan buku pelajaran dengan muatan lokal seperti itu. ”Kita sudah panggil dan memeriksa kepala sekolah itu,” ujar Taufik Yudi Mulyanto.Pemanggilan ini untuk mengetahui alasan kepala sekolah mengedarkan buku itu. Wakil Disdik DKI Jakarta Agus Suradika menambahkan, sekolah memang bebas menjual buku kepada siswanya karena ada sistem Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang sejalan dengan UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).

Sebelumnya peredaran buku dan LKS di sekolah itu dibatasi dengan rekomendasi oleh pemerintah pusat. ”Namun, seharusnya materi dari buku tersebut dipelajari dulu oleh sekolah, apakah cocok dengan psikologis anak atau tidak,”imbuhnya. Dengan munculnya kasus ini,Disdik bakal membuat program seleksi buku pelajaran siswa baik di tingkat SD,SMP, hingga SMA.Seleksi itu terkait dengan substansi, data,hingga gambar yang termuat di dalam buku pelajaran itu.

Seorang wali murid Intan Budi Utoyo, orang tua Adivia Hana, mengaku kaget setelah anaknya yang baru berusia tujuh tahun bertanya arti istri simpanan. ”Saya kaget, anak saya tanya,’Mama,istri simpanan itu apa?’,”ucapnya. Pertanyaan itu muncul saat Intan menemani anaknya belajar untuk menghadapi ujian yang dilaksanakan kemarin. ”Saya minta Hana untuk baca karena seluruh pertanyaan ujian ada di situ. Saya kaget dan saat dibaca teliti memang ada soal istri simpanan,”tuturnya.

Intan menjelaskan,kasus ini sudah menjadi bahan perbincangan seluruh orang tua murid. Dalam waktu dekat ini kasusnya akan dibicarakan dengan pihak sekolah.”Orang tua pasti kaget. Nanti anak mengiranya itu budaya Jakarta,”ungkapnya. dian ramdhani/neneng zubaidah/ilham safutra

Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/486079/

Sekolah Bertaraf Internasional Disalahpahami

JAKARTA, KOMPAS.com -- Rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf internasional (SBI) yang dikembangkan pemerintah selalu disalahpahami. Padahal, adanya RSBI/SBI di jenjang SD hingga SMA sederajat dibutuhkan Indonesia semata-mata untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia yang berdaya saing di dunia global.

Label internasional mengarah pada peningkatan mutu tanpa meninggalkan jati diri, harkat dan martabat, serta keunggulan yang dimiliki bangsa ini.

Pandangan tersebut dikemukan dua saksi ahli dari pemerintah, yakni Guru Besar Universitas Yogyakarta Slamet dan mantan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud sekaligus dosen Institut Teknologi Bandung Indra Djati Sidi dalam sidang di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Rabu (11/4/2012).

Sidang uji materi pasal 50 ayat 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 soal RSBI/SBI yang dipimpin Ketua MK Mahfud MD kali ini mendengarkan keterangan saksi ahli dari pemerintah.

"Untuk semua bisa menjadi sekolah standar nasional (SSN) saja bisa 50 tahun lagi," kata Slamet.

Menurut Slamet, sejak Pelita I dulu, Indonesia sudah mengembangkan sekolah bermutu tinggi untuk anak-anak berkecerdasan tinggi. "Ada yang namanya sekolah unggulan. Dan sekarang namanya SBI," kata Slamet.

Ia menyayangkan SBI disalahpahami mulai dari menciptakan diskriminasi pendidikan, menunjukkan ketidakpercayaan diri bangsa Indonesia terhadap kemampuannya, mencerabut anak-anak Indonesia dari budaya dan jati dirinya, hingga pendidikan yang berorientasi kebarat-baratan.

Slamet menjelaskan, SBI sebenarnya yang utama tetaplah sekolah Indonesia yang SSN ditambah pengayaan. "Jika perlu saja, pengayaan atau penambahan supaya mutu pendidikan Indonesia sama dengan negara maju dilaksanakan," kata Slamet.

Indra Djati mengatakan, SBI disambut baik masyarakat dan diminati. "Kalau dalam pelaksanaan ada kelemahan ya diperbaiki supaya peningkatan mutu pendidikan berkelanjutan," jelas Indra.

Ia berharap RSBI/SBI bisa dikembangkan dengan pola yang telah dilaksanakan ITB. Pendanaan dari pemerintah, perguruan tinggi, sektor swasta, dan masyarakat, tetapi sekolah bermutu ini terbuka bagi semua orang.

Sumber: http://edukasi.kompas.com/read/2012/04/11/20013940/Sekolah.Bertaraf.Internasional.Disalahpahami

Daerah Jabar Terima Soal UN 14 April

BANDUNG – Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menjamin distribusi soal ujian nasional (UN) selesai sesuai jadwal.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Wahyudin Zarkasyi mengatakan, pengiriman soal akan tiba di daerah masing-masing paling lambat pada H-2 atau 14 April 2012. "Berdasarkan jadwal distribusi, serah-terima naskah soal dari pusat ke provinsi pada 12 April, selanjutnya 13 April akan dilakukan loading atau persiapan distribusi untuk selanjutnya antara 13-14 April soal dikirim ke daerah. Paling lambat tanggal 14 April sudah sampai di daerah," kata Wahyudin, kemarin.

Wahyudin menyebutkan, distribusi soal akan menjadi prioritas kepada daerah yang jauh seperti kawasan Jabar selatan. "Daerah yang akan diprioritaskan untuk distribusi soal UN seperti Pamengpeuk dan Cianjur selatan. Semua persiapan sudah dilakukan dengan baik, Jabar siap laksanakan UN dan tentunya lebih baik dari tahun lalu," tuturnya.

Berdasarkan data Disdik Jabar, peserta UN di Jawa Barat 1.940.703 siswa. Untuk peserta UN tingkat SMA adalah 157.717 orang, SMK 199.642 orang, dan MA 40.384 orang. Sementara pada tingkat SMP, peserta UN 668.386 orang dan di tingkat SD 874.574 orang.

UN tingkat SMA/SMK/MA akan dilakukan lebih awal yaitu 16-19 April 2012. Selanjutnya UN untuk jenjang SMP/MTs dan SMPLB akan diselenggarakan pada 23-26 April 2012, dan UN tingkat SD/MI/SDLB akan dilaksanakan pada 7-9 Mei 2012.

Ketua Pelaksana Pengawasan UN Jawa Barat Uyu Wahyudin mengatakan pelaksanaan UN tahun ini akan dilakukan pengawasan yang lebih ketat dibandingkan tahun lalu. Beberapa langkah dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kebocoran soal, salah satunya dengan menyiapkan stiker khusus. "Rencananya kami akan membuat segel seperti stiker khusus, stiker ini tidak bisa dibuat sembarangan dan tidak bisa dipalsukan," katanya.

Uyu mengaku bahwa perekrutan pengawas satuan pendidikan dilakukan jauh lebih ketat. Menurut dia, setiap pengawas harus memiliki SK sehingga tidak sembarang merekrut, jangan sampai terjadi dosen luar biasa yang mengajar di sekolah menjadi pengawas.

"Saat ini jumlah pengawas satuan pendidikan adalah 3.231 orang, yang tersebar di seluruh sekolah di Jawa Barat, setiap sekolah akan diawasi oleh satu orang pengawas," tuturnya. (masit/koran si)(//rfa)

Sumber: http://kampus.okezone.com/read/2012/04/10/373/608572/daerah-jabar-terima-soal-un-14-april

Jadwal Ujian Nasional 2012 Tingkat SD/MI/SDLB

No Jenis Hari dan Tanggal Pukul Mata Pelajaran
1 UN
UN Susulan
Senin, 7 Mei 2012
Senin, 14 Mei 2012
08.00-10.00 Bahasa Indonesia
2 UN
UN Susulan
Selasa, 8 Mei 2012
Selasa, 15 Mei 2012
08.00-10.00 Matematika
3 UN
UN Susulan
Rabu, 9 Mei 2012
Rabu, 16 Mei 2012
08.00-10.00 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kemdikbud Berharap SD Lulus UN 100 Persen

un
JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) berharap seluruh siswa Sekolah Dasar (SD) dapat lulus Ujian Nasional (UN) sampai 100 persen. Untuk itu, Kemdikbud telah mengagendakan berbagai persiapan khusus demi mencapai target tersebut.

Direktur Pembinaan SD Kemdikbud, Ibrahim Bafadal menjelaskan, menghadapai UN tingkat SD pada bulan Mei 2012 mendatang, saat ini pihaknya akan melakukan workshop dan menerjunkan tim pemantau serta asistensi SD di masing-masing kabupaten/kota.

"SD itu kan masuk dalam wajib belajar 9 tahun, maka kami sangat berharap dapat lulus 100 persen dan melanjutkan ke SMP," kata Ibrahim, Senin (2/4/2012), di gedung Kemdikbud, Jakarta.

Ia melanjutkan, langkah khusus itu sengaja diambil karena UN SD berbeda dengan UN pada jenjang SMP/SMA. Seperti diketahui, soal UN SD ditata dan dikelola oleh masing-masing kabupaten/kota dan sekolah. Berbeda dengan jenjang di atasnya yang secara langsung ditangani oleh Kemdikbud.

"Kami akan melakukan diskusi dengan panitia UN SD di kabupaten/kota. Kalau ada kendala langsung kita beri asistensi," ujarnya.

Saat ini, jumlah peserta UN SD mencapai sekitar empat juta siswa. Dari jumlah tersebut, kata Ibrahim, masih ada sejumlah anak yang berpikir melewati UN dengan mencontek. Kendali lain yang sering dikeluhkan adalah mengenai distribusi dan pengamanan naskah soal.

"Itulah kenapa kita terjunkan tim ke daerah, untuk memberikan asistensi mengamankan naskah dan menekan agar tidak lagi ada anak yang berpikir untuk mencontek," pungkasnya.

Sumber: http://edukasi.kompas.com/read/2012/04/02/10453727/Kemdikbud.Berharap.SD.Lulus.UN.100.Persen

Kelulusan Unas SD Diserahkan ke Daerah

BOGOR - Persiapan pelaksanaan Ujian Nasional (unas) SD dan sederajat tidak kalah dengan tingkatan SMP, SMA, dan SMK. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah melatih perwakilan dari dinas pendidikan daerah untuk membuat soal ujian. Mereka berharap, siswa lulus semua dengan soal yang tidak ala kadarnya.

Unas SD tahun ini, dijadwalkan akan digelar serentak di 33 provinsi pada 7-9 Mei. Sementara jadwal ujian susulan direncanakan pada 14-16 Mei. Untuk pengumumannya, dipasrahkan kepada kebijakan pemerintah daerah masing-masing. Sehingga seperti tahun lalu pengumumannya tidak serentak. Ujian ini akan diikuti sekitar 4 juta siswa SD, MI, dan SDLB.

Direktur Pembinaan SD Ditjen Pendidikan Dasar (Dikdas) Kemendikbud Ibrahim Bafadal mengatakan, Unas SD ini memiliki fungsi layaknya Unas SMP, SMA, dan SMK. Yaitu sebagai evaluasi belajar siswa. Namun, dia mengatakan Kemendikbud berharap seluruh siswa lulus semua dalan ujian ini. "Sebab harus mendukung pada program wajib belajar pendidikan dasar (wajar dikdas, red) sembilan tahun," kata dia di SDN 01 Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Minggu (1/4).

Jika ada siswa SD yang tidak lulus di dalam ujian ini, maka semangat wajar dikdas sembilan tahun tidak berjalan. Meski demikian, Ibrahim mengatakan Unas SD tidak boleh dijalankan ala kadarnya. Mulai dari persiapan siswa, pembuatan soal, hingga penjagaan ujian harus dijalankan dengan sungguh-sungguh.

Dia menjelaskan, Kemendikbud sudah melatih delegasi dari seluruh daerah dalam rangka meningkatkan kemampuan membuat soal. Ibrahim menegaskan, soal untuk Unas SD tidak dibuat oleh pemerintah pusat, layaknya Unas SMP, SMA, dan SMK. Dengan adanya pelatihan tersebut, Ibrahim berharap kualitas soal ujian benar-benar bisa dijaga.

Untuk kriteria dan penetapan kelulusan Unas SD, Ibrahim menjelaskan diserahkan penuh kepada pemerintah daerah dan pihak sekolah. Tahun lalu, Unas SD berjalan cukup lancar. Meskipun ada beberapa kasus pelanggaran di sejumlah sekolah. Seperti kasus sontek masal di SDN Gadel II, Surabaya dan SDN 06 Petang Pesanggrahan, Jakarta.

"Tahun ini jangan sampai terulang kasus sontek massal," tegas Ibrahim. Untuk itu, dia sudah meminta seluruh kepala dinas pendidikan daerah supaya mempersiapkan siswa untuk menghadapi ujian ini. Kepada para siswa, dia juga menghimbau tidak perlu menyontek. Untuk orang tua siswa, Ibrahim mengingatkan supaya terus memantau belajar anak-anak mereka.

Persiapan Unas SD sampai sekarang sudah masuk tahap pencetakan soal. Ibrahim mengatakan tim dari Kemendikbud sudah diterjunkan ke daerah untuk memantau persiapan Unas SD. Jika ada kendala, tim ini bisa ikut membantu mencari pemecahannya.

Pengalaman tahun lalu, kendala yang dihadapi dalam Unas SD adalah urusan distribusi soal. Selain itu, pengawasan ujian juga masih menjadi kendala di sebagian daerah. "Tim masih terus mendata kendala-kendala di daerah," kata dia. (wan)

Sumber: http://www.jpnn.com/read/2012/04/02/122871/Kelulusan-Unas-SD-Diserahkan-ke-Daerah-

Program Rehabilitasi Sekolah Selesai 98 Persen

BOGOR, KOMPAS.com — Direktur Pembinaan Sekolah Dasar (SD) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Ibrahim Bafadal mengatakan, pelaksanaan gerakan nasional rehabilitasi sekolah rusak tahun 2011 telah mencapai 98 persen. Hal ini berarti telah menyentuh 8.700 ruang kelas di 2.180 sekolah (SD) di seluruh Indonesia.

"Program ini berjalan baik. Ada beberapa sekolah yang masih di tahap finishing, tapi itu karena kendala geografis, terutama untuk sekolah di luar Jawa," kata Ibrahim di sela-sela peresmian SDN 1 Babakan Madang, Bogor, Minggu (1/4/2012).

Seperti diberitakan, rehabilitasi sekolah rusak merupakan gerakan nasional yang diusung oleh Kemdikbud. Tujuannya untuk memperluas akses pendidikan sekaligus upaya meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri.

Ibrahim menjelaskan, masing-masing kerusakan memiliki kategori tersendiri. Sekolah yang tingkat kerusakannya mencapai 45-65 persen masuk dalam kategori rusak berat, dan berhak menerima bantuan pemerintah sebesar Rp 102 juta untuk rehabilitasi atau bangun ulang setiap kelasnya. "Tergantung dari tingkat kerusakan, tapi ada anggaran dasarnya. Kerusakan di atas 45 persen maka anggarannya Rp 102 juta," kata dia.

Untuk diketahui, sumber dana program rehabilitasi sekolah (rusak berat dan ringan) berasal dari APBN melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), dan APBD. Sementara itu, sekolah diperkenankan menggunakan dana bantuan operasional sekolah (BOS) untuk mengatasi kerusakan ringan. Pemerintah menargetkan pada 2013 sudah tidak ada lagi sekolah yang masuk dalam kategori rusak berat.

Sumber: http://edukasi.kompas.com/read/2012/04/01/14210476/Program.Rehabilitasi.Sekolah.Selesai.98.Persen

Jam Sekolah Diusulkan Mulai Lebih Siang

ADELAIDE, KOMPAS.com -- Beberapa ahli kesehatan dan pendidikan di Australia mengusulkan agar jam masuk sekolah dimulai lebih siang sehingga anak-anak bisa tidur lebih panjang di pagi hari. Ini menurut mereka akan meningkatkan performa pendidikan dan juga kesehatan mereka.

Pendapat tersebut muncul setelah mereka melakukan penelitian mengenai dampak tidur terhadap anak-anak sekolah. Ini dikarenakan pada zaman kemajuan teknologi sekarang, anak-anak semakin banyak menggunakan peralatan berteknologi, seperti komputer, laptop, smart phones, dan permainan video, sehingga mereka kurang tidur, dan itu bisa mempengaruhi perilaku dan meningkatkan potensi obesitas.

Kepala Asosiasi Guru Sekolah Menengah Negara Bagian South Australia, Jan Peterson, seperti dikutip mingguan The Sunday Mail edisi Minggu (25/3/2012), mengatakan bahwa sekolah wajib mempertimbangkan jam sekolah lebih siang guna meningkatkan kinerja anak-anak di sekolah.

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L Sastra Wijaya, rata-rata sekolah menengah di Australia dimulai pukul 08.30 dan berakhir pukul 15.30. "Anak-anak remaja perlu tidur lebih lama, dan mereka cenderung tidur lebih lama di pagi hari. Jadi kita memerlukan keluwesan untuk mempertimbangkan jam masuk sekolah." kata Peterson.

Pendapat Peterson ini didukung oleh guru besar ilmu sosial Universitas South Australia, Prof Timothy Olds. "Sekarang ini sudah hampir tidak mungkin meminta anak-anak untuk tidur lebih cepat. Jadi memberi kesempatan mereka tidur lebih panjang di pagi ini mungkin bisa menjadi solusi."

Dia mengatakan, anak-anak sekolah memerlukan waktu tidur sekitar sembilan dan seperempat jam setiap malam. Prof Olds mengatakan hal tersebut menyusul penelitian yang sedang dilakukan oleh Universitas South Australia dan Universitas Central Queensland yang mempelajari pola tidur 360 anak-anak kelas 6 dan 7 di 12 sekolah dasar di South Australia.

Dalam penelitian yang baru pertama kali diadakan di Australia tersebut, para pelajar akan mencatat pola tidur, termasuk di mana dan kapan mereka tidur, berapa lama, dan bagaimana perasaan mereka ketika bangun. Tujuan dari penelitian tersebut adalah mendidik anak-anak mengenai pentingnya untuk cukup tidur dan membuat kurikulum mengenai pentingnya tidur.

Ilmuwan utama penelitian ini, Dr Sarah Blunden mengatakan, penelitian sebelumnya di tempat lain menunjukkan para remaja yang kurang tidur akan berprestasi kurang bagus di sekolah. "Secara fisik, para remaja ini mengalami perubahan, sehingga mereka mengantuk lebih malam. Ini juga disebabkan karena mereka menggunakan berbagai perangkat teknologi, dan ini semua membuat waktu tidur mereka berkurang," kata Blunden, dari Universitas Central Queensland.

Dalam komentarnya mengenai artikel ini, sebagian besar pembaca tampaknya tidak setuju bagi perlunya sekolah masuk siang. Alasan bahwa ini akan mengganggu pengaturan jam kerja bagi orangtua, sampai bahwa yang perlu dilakukan adalah memberi disiplin kepada anak-anak sehingga mereka tidak bermain-main dengan berbagai peralatan teknologi, lebih banyak muncul.

"Apakah nanti kalau mereka sudah bekerja, kita bisa mengatakan kepada bos di kantor, saya minta masuk lebih siang karena semalaman saya main games? Apakah ini akan diterima?" demikian tulis seorang pembaca.

Sumber: http://edukasi.kompas.com/read/2012/03/25/19555469/Jam.Sekolah.Diusulkan.Mulai.Lebih.Siang

Pendidikan dan Peradaban Indonesia

Jika Anda mahir menyetir, pasti mudah bagi Anda untuk mendapatkan Surat Ijin Mengemudi (SIM). Kemahiran menyetir modal Anda lulus ujian mendapatkan SIM. Namun, jika perilaku berlalu lintas Anda tak disiplin, dipastikan Anda takkan pernah mendapatkan SIM. Kanada, punya cerita menarik tentang hal ini.

Di Kanada, seseorang yang sudah pandai menyetir belum tentu akan memperoleh SIM jika pada saat tes mengemudi orang tersebut hanya mendemonstrasikan keterampilan menyetir tanpa mengindahkan kedisiplinan berlalu lintas. Sebaliknya, seseorang yang belum begitu mahir menyetir bisa mendapatkan SIM bila pada saat dites memperlihatkan perilaku menyetir yang baik dengan mengedepankan sikap disiplin berlalu lintas. Menarik bukan?

Membangun budaya disiplin lebih diutamakan daripada sekadar pandai menyetir, sebuah ilustrasi tentang bagaimana pemerintah suatu negara melakukan proses pendidikan bagi warga negaranya.

Pendidikan itu berbeda dengan pelatihan & pengajaran. Setiap orang bisa mengikuti kursus menyetir. Di sana ada proses transfer pengetahuan bagaimana cara menyetir yang baik. Artinya, proses pengajaran telah dilakukan oleh instruktur kepada peserta kursus.

Mengajar, artinya ada proses transfer ilmu pengetahuan. Dari tak tahu menjadi tahu cara menyetir, dan menambah ilmu tentang teknik menyetir. Ilmu yang diperoleh peserta kursus kemudian dipraktikkan secara berulang-ulang, itulah pelatihan. Pendidikan lebih berfokus pada proses menyadarkan peserta kursus untuk bersikap disiplin dalam mematuhi aturan lalu lintas yang berlaku.

Pendidikan hanya akan berhasil dilakukan jika ada pembiasaan dan peneladanan. Tahu teori tentang kedisiplinan belum tentu membuat seseorang akan berperilaku disiplin jika dia tidak paham mengapa harus berlaku disiplin.

Memberhentikan kendaraan ketika melihat lampu merah, itu tindakan disiplin. Namun, jika berhenti kalau ada polisi yang sedang berjaga saja, kita layak pertanyakan sikap kedisiplinannya. Apa pula jadinya jika polisi memberi contoh tak terpuji dengan melabrak lampu merah atau menyalip kendaraan dari bahu jalan. Jika tak ada proses pembiasaan dan peneladanan, maka sejatinya proses pendidikan akan gagal total.

Prof. Fuad Hasan (mantan Mendiknas RI) pernah menyatakan bahwa pendidikan merupakan ikhtiar pembudayaan. Pendidikan tidak hanya merupakan prakarsa bagi terjadinya pengalihan pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge and skills), tetapi juga meliputi pengalihan nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial (transmission of cultural values and social norms). Andai ketika kursus menyetir selesai, peserta mampu memiliki kemahiran menyetir dan perilaku disiplin yang sama baiknya. Itulah hakikat proses pendidikan yang sesungguhnya.

Ingat, amal tanpa ilmu bisa jadi amalnya tertolak karena segala sesuatu ada ilmunya. Orang-orang terdidik paham tak semua ilmu membawa kebaikan bagi dirinya. Dia hanya pilih dan pelajari ilmu yang bermanfaat saja. Praktik dan latihan dalam kehidupan nyata akan membuat orang-orang terdidik semakin menghayati ilmu yang dimilikinya lewat proses belajar. Mereka adalah orang-orang yang pintar memaknai sesuatu dalam hidupnya, bukan orang yang ‘merasa pintar’.

Pendidikan mestinya bisa menghasilkan orang-orang yang bertumbuh menjadi dewasa dan mandiri. Semakin mengenal ‘diri’, semakin jujur dengan diri sendiri, semakin otentik, dan menjadi semakin unik tak terbandingkan (Andrias Harefa, Buku Menjadi Manusia Pembelajar, 2008).

Proses Dehumanisasi dalam Pendidikan

Kegagalan terbesar dari sistem pendidikan kita bukan terletak pada masalah lemahnya pendidikan mencerdaskan rakyat, tetapi terletak pada masalah ketidakmampuan pendidikan menyadarkan rakyat terhadap permasalahan hidup yang nyata.

Siapa yang tak miris melihat situasi bangsa terkini. Tawuran masal mudah sekali terjadi. Dari mulai gesekan antar pelajar, hingga tawuran antar kampung. Tak ada lagi logika. Semua masalah tampaknya hanya bisa diselesaikan dengan otot saja. Hampir tak ada bedanya perilaku orang yang berpendidikan maupun yang tak sempat terdidik karena tak punya akses mendapatkan pendidikan berkualitas. Ini jelas menjadi sebuah ironi.

Pendidikan sudah dianggap berhasil jika sudah ada gedung sekolah, kurikulum, guru, siswa, kegiatan pembelajaran, dan fasilitas pendukung lainnya. Kita lupa tidak pernah mencermati secara serius perubahan apa yang sudah terjadi pada anak-anak kita melalui kegiatan pendidikan? Jangan-jangan, pendidikan malah membuat anak-anak kita jadi tak punya jati diri, kehilangan arah, cerdas namun tak berakhlak, dan tak paham untuk apa mereka menuntut ilmu.

Koruptor terdidik semakin banyak, orang cerdas Indonesia berani jual aset negara, budaya mencontek di sekolah dibiarkan, harga diri & kehormatan guru masih dilecehkan, mahasiswa makin doyan tawuran daripada lakukan debat ilmiah di kampus mereka, dan korupsi dana bantuan operasional sekolah masih meramaikan berita-berita di media massa. Ini menyertai hadirnya pendidikan karakter di bumi pertiwi.

Jika ujung-ujungnya hanya sekadar tahu teori tentang karakter, situasi carut marut masih tetap akan berlangsung. Sekali lagi, dunia pendidikan takkan mampu beri kontribusi pada bangsa ini untuk keluar dari keterpurukan.

Fenomena ini yang diistilahkan oleh Paulo Freire, Banking Concept of Education. Ciri utamanya adalah komunikasi bersifat antidialogis, guru mengajar-murid belajar, guru tahu segalanya-murid tidak tahu apa-apa, guru bicara-murid mendengarkan, guru adalah subjek proses belajar-murid objek belajar. Pendidikan kehilangan nilai-nilai humanisme. Semua orang hanya menjejali isi kepalanya dengan pengetahuan-pengetahuan baru. Tak peduli pengetahuan itu berguna atau tidak bagi dirinya. Celakanya jika pengetahuan itu digunakan untuk menyengsarakan orang lain.

Kondisi lebih naas lagi jika pendidikan kita hanya mampu menghasilkan akademisi yang gemar plagiat, pengusaha serakah, penguasa khianat, pelajar/mahasiswa hobi tawuran, dan peradaban yang celaka dan mencelakakan. Akhirnya, peradaban bangsa akan luluh lantak jika pilar pendidikan Indonesia masih dibangun atas dasar prinsip Tut Wuri Nggerogoti (Di Belakang Mengegerogoti), Ing Madya Ngangkut Banda (Di Tengah Mengangkut Harta), Ing Ngarsa Terus Ngapusi (Di Depan Selalu Menipu).

Masa depan nyatanya bukan terletak pada ilmu yang diperoleh, bukan pada kecerdasan yang dikembangkan, dan bukan pada keahlian yang dikuasai. Sesungguhnya masa depan terletak pada perilaku.

Bahkan Plato pun berujar, “Bersikaplah yang baik karena semua orang yang kita jumpai sedang menghadapi masalah besar”. Setuju atau tidak, pendidikan punya peran penting dalam membangun peradaban suatu bangsa hingga tetap eksis di masa depan. Utamanya, menghasilkan manusia yang berakhlak mulia sebagai inovator dan aktor intelektual yang melestarikan nilai-nilai baik di muka bumi ini. Bagaimana menurut Anda?

Asep Sapa'at
Teacher Trainer di Divisi Pendidikan Dompet Dhuafa

Redaktur: Johar Arif

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/12/02/16/lzhab2-pendidikan-dan-peradaban-indonesia

Seni Bertanya Efektif di Kelas

Albert Einstein pernah berujar, “Hal terpenting adalah tidak pernah berhenti berpikir”. Sontak saya jadi teringat satu kata, yaitu mengajar. Apa hubungan pernyataan Einstein dan mengajar?

Anatole France (1859) seolah hendak menjawab pertanyaan saya, “The whole art of teaching is only the art of awakening the natural curiosity of young minds for the purpose of satisfying it afterwards”. Mengajar itu seni untuk merangsang keingintahuan murid. Rasa ingin tahu itulah sesungguhnya yang akan membuat murid selalu ditantang untuk berpikir. Semua harus penuh tanda tanya, karena dengan itulah kita akan selalu berpikir.

Mengapa kita harus berpikir? Ehm, pasti saat ini Anda sedang berpikir. Jika tidak, maka Anda kurang punya rasa ingin tahu untuk mencari jawaban atas pertanyaan itu. Tegasnya, Anda enggan berpikir.

Mengajar yang baik berarti membuat pertanyaan yang baik pula. Peranan ‘pertanyaan’ merupakan bagian penting dalam menyusun sebuah pengalaman belajar bagi murid. Socrates meyakini bahwa semua ilmu pengetahuan akan diketahui atau tidak diketahui oleh murid, hanya jika guru dapat mendemonstrasikan keterampilan bertanya yang baik dalam praktik pembelajaran di kelas. Seberapa penting keterampilan bertanya yang baik harus dikuasai guru?

Menurut Kerry (1982), dalam waktu sepekan, guru kerap memberikan 1000 jenis pertanyaan dengan memiliki beragam tujuan, di antaranya untuk mendorong murid berpartisipasi aktif di kelas, untuk memutuskan apakah murid mengetahui atau tidak mengetahui sesuatu, untuk melibatkan murid dalam aktivitas diskusi, untuk menarik perhatian murid, untuk mengevaluasi tingkat pemahaman murid, untuk menyediakan kesempatan mengulang materi pelajaran, dan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis – kreatif murid.

Aneh rasanya jika ada guru lebih senang meminta murid untuk duduk manis di bangku kelas. Duduk manis tak bisa menunjukkan ekspresi & potensi murid yang super unik. Lebih aneh lagi, masih ada guru yang menganggap tabu jika ada murid yang berani bertanya. Masih ingat bunyi salah satu iklan, “Tak ada noda ya tak belajar?”

Tak ada pertanyaan, berarti tak belajar pula. Semua orang punya otak, tapi hanya sedikit orang yang menggunakan otaknya untuk berpikir. Optimalisasi otak lewat proses berpikir inilah yang mestinya menjadi menu utama dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Coba bayangkan sejenak, ketika kita hendak menutup pengajaran di kelas, tanyalah murid-murid Anda, “Apakah kalian sudah paham materi yang sudah disajikan?” Suasana kelas menjadi hening, tak ada satu pun murid yang unjuk tangan. Saya coba bertanya lagi, “Adakah yang masih bingung dengan materi yang telah disajikan?” Semua murid masih terdiam membisu.

Sebagian besar murid menghindari kontak mata dengan saya. Ini kisah nyata yang pernah saya alami. Suasana kelas yang sudah telanjur terpenjara. Terpenjara oleh guru yang menutup semua pintu bagi muridnya untuk bertanya, berdiskusi, berdebat, & berpikir. Tak ada keleluasaan untuk melakukan itu semua. Mustahil murid-murid di kelas seperti ini punya kebebasan untuk berpikir & berjuang keras mencari jawaban atas semua keingintahuan mereka. Yang mengkhawatirkan, mereka akan jadi generasi pemalas. Malas berpikir & berkreasi. Tragis.

Kelas mestinya menjadi ruang ekspresi murid yang dipenuhi suasana kemerdekaan. Merdeka untuk bertanya. Merdeka untuk menjawab pertanyaan. Merdeka untuk menyanggah jawaban. Merdeka untuk mengasah keterampilan berpikir. Kunci sukses terjadinya kemerdekaan di kelas terletak pada sosok guru yang open-minded dan punya keterampilan bertanya efektif.

Wahai guru yang budiman, jangan berikan semua pertanyaan yang jawabannya hanya ada di kunci jawaban saja. Hal itu tidak melatih keterampilan berpikir murid. Memang pertanyaan akan terjawab, tetapi murid tetap akan mandul cara berpikirnya. Mencari suatu jawaban dari hasil berpikir berbeda sekali kualitasnya dibandingkan dari hasil menemukan di kunci jawaban.

Yang paling naas, guru memberikan pertanyaan berjenis pilihan ganda, semua murid bisa jawab semua pertanyaan. Lantas kita simpulkan, prestasi belajar murid itu bagus. Tak tahunya, dia dapat bocoran dari teman sebangku. Alamak, apa kata dunia. Pesannya, jangan ketagihan memberi soal pilihan ganda. Sekali-kali, coba beri murid tantangan berupa proyek kerja, menulis esai, menulis makalah, atau tugas apa pun yang menguji keterampilan berpikir murid.

Tak ada guru yang pandai dengan sendirinya. Hal ini pun berlaku bagi guru yang ingin mengembangkan seni bertanya efektif di kelas. Mereka perlu ilmu tentang seni bertanya efektif.

Mau tahu ilmunya? Coba cermati beberapa anjuran terkait prinsip bertanya efektif di kelas dari Thomas R. McDaniel (2000) berikut:

1. Merencanakan pertanyaan. Sebagian besar guru faktanya baru merencanakan pertanyaan yang akan diajukan kepada murid beberapa saat sebelum bertanya. Alangkah baiknya semua pertanyaan yang akan diajukan kepada murid sudah termaktub di rencana pelaksanaan pembelajaran (lesson plan).

2. Menggunakan beragam level jenis pertanyaan sehingga mampu memfasilitasi kemampuan berpikir tingkat tinggi murid. Hal ini sangat penting dilakukan untuk membantu murid melatih kemampuan berpikirnya. Upayakan semua pertanyaan mengikuti kaidah mudah-sukar dan sederhana-rumit. Pertanyaan mudah bertujuan untuk memotivasi & meyakinkan murid bahwa pada prinsipnya mereka dapat menjawab setiap pertanyaan guru. Pertanyaan sulit sendiri bertujuan untuk merangsang murid melatih kemampuan berpikir tingkat tingginya.

3. Menyediakan waktu jeda kepada murid untuk menjawab pertanyaan. Teknik ini dapat mendorong kemampuan berpikir tingkat tinggi murid di kelas. Ketika suasana di kelas hening tanda tak ada murid yang menjawab pertanyaan, berhitunglah dalam hati sampai hitungan 5.

Trik ini perlu dilakukan untuk memberi kesempatan murid berpikir tentang jawaban mereka. Setelah itu, Anda persilahkan siapa di antara murid yang secara sukarela mau menjawab pertanyaan Anda. Lemparkan pertanyaan kepada seluruh murid, beri jeda waktu, dan tentukan salah satu murid secara acak untuk menjawab pertanyaan Anda, itu prinsip utamanya.

4. Menahan diri untuk tidak segera memberikan opini terhadap jawaban murid pada jenis pertanyaan yang menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hindari kebiasaan untuk segera menanggapi jawaban murid. Berikan kesempatan kepada murid untuk saling mendengarkan jawaban di antara mereka. Karena itulah, mereka jadi saling belajar untuk melatih keterampilan berpikir.

5. Jangan bermain aman. Maksudnya, jangan berikan pertanyaan yang kita sendiri sebagai guru sudah tahu jawabannya. Berikanlah pertanyaan kepada murid yang kita sendiri juga sebagai guru belum tahu jawaban pastinya, karena itulah kita juga sebagai guru sedang belajar melatih keterampilan berpikir.

6. Mendengarkan secara seksama setiap jawaban murid. Praktik ini sangat penting, khususnya ketika guru menyampaikan pertanyaan terbuka (Jawabannya tidak sekadar benar atau salah. Misal, Mengapa Indonesia sering dilanda bencana? Mengapa Indonesia bisa dijajah Belanda sampai 350 tahun, dan pertanyaan sejenis lainnya), pertanyaan kreatif, dan atau pertanyaan evaluatif. Keterampilan ini harus terus dikembangkan agar guru dapat ‘menangkap’ gagasan cemerlang dari setiap jawaban murid.

7. Memberikan penguatan positif atas jawaban murid. Jawaban singkat dari murid untuk jenis pertanyaan mengulang informasi (level pengetahuan pada Taksonomi Bloom – level berpikir paling rendah) harus segera dikonfirmasi, berupa pujian jika berhasil dijawab murid, atau koreksi jika jawaban murid kurang tepat. Sedangkan untuk merespon jawaban murid atas jenis pertanyaan berpikir tingkat tinggi, maka lakukan trik bertanya efektif no. 6 di atas.

8. Menggunakan teknik bervariasi untuk meminta murid menjawab pertanyaan. Jika guru tetap ingin membuat murid merasa dilibatkan dalam menjawab pertanyaan, maka guru dapat mencoba menyebut salah satu nama murid secara acak, atau mengambil kartu yang sudah berisi nama-nama murid secara acak, atau bahkan melemparkan bola kepada murid yang hendak disuruh menjawab pertanyaan. Ingat, semua prosedur itu harus disepakati dulu bersama murid.

9. Mengajarkan murid bagaimana cara menjawab pertanyaan. Cara ini mudah sekali dilakukan. Ketika ada salah satu murid akan menjawab pertanyaan, maka guru dapat meminta semua murid untuk ikut menyimak jawaban dari murid tersebut, “Anak-anak, mari kita simak bagaimana cara si A menjawab pertanyaan tadi!”.

10. Mengajarkan murid bagaimana cara membuat pertanyaan. Ibarat pepatah, guru kencing berdiri murid kencing berlari. Kuasai keterampilan bertanya efektif, praktikan kehebatan Anda di kelas, kemudian refleksikan pengalaman Anda menguasai keterampilan bertanya efektif kepada murid, itulah cara terbaik mengajarkan murid bagaimana menguasai keterampilan bertanya efektif.

Selamat mencoba.

Asep Sapa'at
Teacher Trainer di Divisi Pendidikan Dompet Dhuafa

Redaktur: Johar Arif

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/12/02/24/lzvmcu-seni-bertanya-efektif-di-kelas

Alamat Dinas Pendidikan di Jawa Barat

tutwuri_handayani

Dinas Pendidikan Prov. Jawa Barat
Jl. Dr. Rajiman No. 6, Bandung (40171)
Telp. 022-4264813, Faksimili 022-4264881

Dinas Pendidikan Kab. Bandung
Jl. Raya Soreang Km. 17 Soreang – Bandung
Telp. 022-5897517, Faksimili 022-5897518

Dinas Pendidikan Kota Bandung
Jl. Ahmad Yani No.239, Bandung
Telp. 022-7208007,7106568,7310956

Dinas Pendidikan Kota Banjar
Jl. Baru No.72 Kota Banjar
Telp. 0265-744085, Faksimili 0265-744085

Dinas Pendidikan Kab. Bekasi
Komplek Perkantoran Pemda Kab.Bekasi, Desa Sukamahi,Kec.Cikarang Pusat – Bekasi
Telp. 021-89970065,Pst.180,181,182, Faksimili 021-89970065

Dinas Pendidikan Kota Bekasi
Jl. Rawa Tembaga IV No. 18, Bekasi
Telp. 021-8842390

Dinas Pendidikan Kab. Bogor
Jl. Nyaman 1, Kel.Tengah, Kec.Cibinong-Bogor (16914)
Telp. 0251 8753191, Faksimili. 0251 8753191

Dinas Pendidikan Kota Bogor
Jl. Pajajaran 125, Bogor (16153)
Telp. 0251-341101

Dinas Pendidikan Kab. Ciamis
Jl. R.A. Kusumasubrata No.3, Ciamis (46213)
Telp. 0265-773709, Faksimili 0265-773709

Dinas Pendidikan Kab. Cianjur
Jl. Perintis Kemerdekaan No. 3, Ciulaku-Cianjur
Telp. 0263-264760,264829, Faksimili 0263-264829

Dinas Pendidikan Kota Cimahi
Jl. R. Demang Hardjakusuma (405513)
Telp. 022-6631725, Faksimili 022-6632165

Dinas Pendidikan Kab. Cirebon
Jl. Sunan Drajat No.10, Komp. Perkantoran Sumber-Cirebon (45611)
Telp. 0231-321266, Faksimili 0231-321266

Dinas Pendidikan Kota Cirebon
Jl. Brigjen Dharsono No. 7, By Pass, Cirebon (45132)
Telp. 0231-486579, Faksimili 0231-486698

Dinas Pendidikan Kota Depok
Jl. Urea-I, Kav. E No. 10, Beji Timur, Kota Depok
Telp. 021-77211229, Faksimili 021-77211229

Dinas Pendidikan Kab. Garut
Jl. Pembangunan No.179, Garut (44151)
Telp. 0262-233155, Faksimili 0262-240594

Dinas Pendidikan Kab. Indramayu
Jl. MT Haryono, Indramayu
Telp. 0234-274190,271294,272623, Faksimili 0234-274190

Dinas Pendidikan Kab. Karawang
Jl. Surotokunto No.72, Karawang (41313)
Telp. 0267-405215,402504,403309, Faksimili 0267-405215

Dinas Pendidikan Kab. Kuningan
Jl. Sukamulya, Cigugur, Kuningan (45552)
Telp. 0232-875905, 872860, Faksimili 0232-875905

Dinas Pendidikan Kab. Majalengka
Jl. KH. Abdul Halim No.97, Majalengka (45418)
Telp. 0233-282194, 281097, Faksimili 0233-281097

Dinas Pendidikan Kab. Purwakarta
Jl. Surawinata No.30A, Purwakarta (41114) PO BOX No. 6
Telp. 0264 200947,206944,201038, Faksimili 0264-206944

Dinas Pendidikan Kab. Tasikmalaya
Jl. Siliwangi No. 12, Tasikmalaya
Telp. 0265-331200, Faksimili 0265-326459

Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya
Jl. Ir. H. Juanda Komp. Perkantor, Tasikmalaya
Telp. 0265-312044, Faksimili 0265-330029

Dinas Pendidikan Kab. Subang
Jl. Aipda KS Tubun No. 2, Subang (41211)
Telp. 0260 411412,411413, Faksimili 0260-411413

Dinas Pendidikan Kab. Sukabumi
Jl. Raya Cisaat, Komp.Gelanggang Pemuda, Sukabumi
Telp. 0266-222655, Faksimili 0266-218054

Dinas Pendidikan Kota Sukabumi
Jl. Pelabuhan II, KM 5, Kota Sukabumi
Telp. 0266-221766, Faksimili 0266-221766

Dinas Pendidikan Kab. Sumedang
Jl. Pendopo, Tegalkalong, Sumedang, (45321)
Telp. 0261-206377, Faksimili 0261-206377