• <div style='background-color: #000000;'><a href='http://www.rsspump.com/?web_widget/rss_ticker/news_widget' title='News Widget'>News Widget</a></div>

Soal Ujian Nasional Dicetak di Empat Daerah

JAKARTA, (PRLM). - Proses tender percetakan soal-soal Ujian Nasional (UN) tahun ajaran 2011/2012 selesai sudah. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdikbud, Khairil Anwar Notodiputro menjelaskan, ada empat percetakan yang sudah memenangi tender tersebut. Yakni di propinsi Riau, Kudus, Semarang, dan Surabaya.

"Keempat percetakan itu dinilai sudah mampu memenuhi standar yang sudah ditetapkan pemerintah bersama dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain itu, kapasitas percetakannya juga mampu untuk mensupply ke seluruh Indonesia," ujar anggota BSNP Khairil di Gedung Kemdikbud Jakarta, Jumat (9/3).

Khairil menjelaskan, masing-masing percetakan tersebut nantinya akan melayani beberapa provinsi. Namun yang ditekankan, lanjut Khairil, adalah penjaminan tidak ada keterlambatan proses pencetakan dan distribusi soal ke provinsi.

"Masalah distribusi ini harus diperhatikan terutama daerah-daerah yang jaraknya sangat jauh dan berada di pedalaman. Kita minta data kepada provinsi untuk bisa memprediksikan waktu pengiriman. Karena, ada beberapa daerah yang butuh 10 hari dari ibukota provinsi," tegasnya.

Lantas, apakah dengan lamanya waktu distribusi itu dijamin tidak bocor di tengah jalan. Menurut Khairil, pemerintah sangat menjamin hal itu. Dijelaskan, yang bertanggung jawab atas soal UN selepas dari percetakan adalah perguruan tinggi negeri, dinas pendidikan provinsi, dan kepolisian.

"Yang jelas, soal untuk Jawa Barat tidak akan bisa dibocorkan di Jawa Timur. Karena setiap provinsi soalnya berbeda. Baru tahun ini kita terapkan, guna semakin meminimalisir kebocoran soal dan sontek massal," jelasnya. (kominfo/A-89)***


Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/180058

Tekanan Mental Menghadapi Ujian Nasional

BANDUNG, (PRLM).- Ujian Nasional (UN) masih menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian siswa. Tak heran bila menjelang pelaksanaan UN, banyak siswa dari tingkatan SD hingga SMA/ Sederajat yang mengalami tekanan mental. Namun hanya sedikit orang tua siswa yang melakukan konsultasi ke psikolog.

Hingga saat ini lembaga psikologi belum bisa mendata seberapa banyak persentasi siswa yang mengalami tekanan mental saat menjelang UN. Temi Damayanti, S.Psi, M.PSi dosen Psikologi Universitas Islam Bandung (Unisba) menuturkan, guru memiliki peranan penting dalam menjaga mental siswa.

Dosen Unisba itu memandang masih banyak guru yang menjejali berbagai tugas dan soal-soal latihan ujian demi mengejar kelulusan UN. “Tetapi guru tidak melihat betapa tertekannya anak saat mengerjakan tugas itu,” tutur Temi yang ditemui "PRLM" di Kampus Unisba Jl.Tamansari No. 1 Bandung, Kamis (29/3/12)

Temi menilai tindakan guru tersebut merupakan bentuk kepanikan dalam menghadapi UN. Menurut dia, pihak sekolah memiliki tanggung jawab moral agar bisa meluluskan siswa didiknya tanpa memperhatikan kejiwaan anak.

Di lain sisi Temi berharap guru Bimbingan Konseling/Bimbingan Penyuluhan (BK/BP) memiliki peranan utama ketika siswa “dihantui” sindrom UN. “Sebab guru BK/BP bukan polisi sekolah yang melakukan tindakan bila ada siswa bermasalah. Peranan terpenting baginya adalah memotivasi minat belajar siswa,” kata Temi.

Selama ini menurut Temi, pendidikan di sekolah masih menerapkan aspek kognitif. Sementara nilai kepribadian dan pendidikan yang berkarakter hanya sedikit sekolah yang menerapkannya.

Tanpa disadari bila pendidikan hanya mengedepankan aspek kognitif, kejiwaan anak sangat labil. Menurut Temi anak akan semakin sulit menghadapi masalah, termasuk ketika menghadapi UN. (CA-13/CA-10/A-88)***

Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/182470

Disdik Kab. Sumedang akan Rehab 1.389 Ruang Kelas SD dan SMP

SUMEDANG, (PRLM).- Dinas Pendidikan (Disdik) Kab. Sumedang, tahun ini akan merehabilitasi (memperbaiki-red) 1.389 ruang kelas Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang rusak. Dari ruang kelas sebanyak itu, masing-masing ruang kelas sekolah SD sebanyak 1.249 unit dan SMP 140 unit.

Rehab ribuan ruang kelas tersebut, sudah mencakup semua ruang kelas SD dan SMP yang kondisinya rusak, baik kriteria rusak ringan, sedang maupun berat.
“Jadi, semua ruang kelas SD dan SMP yang rusak akan dituntaskan (diperbaiki-red) tahun ini,” kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Kab. Sumedang, Unep Hidayat ketika ditemui di kantornya, Kamis (15/3).

Ia menyebutkan, rehab ruang kelas SD sebanyak 1.249 unit itu, meliputi di 400 sekolah SD yang tersebar di wilayah Sumedang. Sedangkan rehab 140 unit ruang kelas SMP, mencakup di 40 sekolah SMP. Khusus untuk sekolah SD, jumlah sekolah yang mendapatkan anggaran rehab tahun ini, mencapai 50 persen lebih dari jumlah keseluruhan sekolah SD sebanyak 606 sekolah.

“Kebetulan, kondisi ruang kelas yang rusak kebanyakan di sekolah SD. Kalau SMP, sudah lumayan bagus-bagus. Oleh karena itu, kita sangat bersyukur tahun ini bisa merehab 50 persen lebih sekolah SD yang ruang kelasnya rusak. Dalam teknis perbaikannya, kita mengacu pada tingkat kerusakannya, baik rusak ringan, sedang maupun rusak berat,” kata Unep.

Dikatakan, anggaran untuk merehabilitasi 1.389 unit ruang kelas SD dan SMP itu, mencapai Rp 110 miliar. Anggaran tersebut, di antaranya bersumber dari Silpa (sisa lebih perhitungan anggaran) Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2011, DAK tahun 2012, APBN serta APBD Pemprov Jabar. Anggaran tersebut sudah dicairkan tanggal 24 Februari lalu.

“Bantuan anggaran rehab ini, hasil kerja keras kita yang terus-menerus berupaya mengajukan kepada pemerintah pusat dan provinsi.

Untuk mendapatkan anggaran ini, tidak lah gampang. Sebab, kita harus membuat laporan lengkap berisi data-data jumlah dan kondisi bangunan SD dan SMP yang rusak dengan dilampiri gambar dan foto. Bahkan laporan itu harus dibuat dalam waktu yang begitu cepat. Kebetulan kita punya data based-nya, sehingga laporannya bisa secepatnya dibuat,” katanya.

Unep mengaku sangat bangga karena Kab. Sumedang menjadi salah satu dari lima kabupaten secara nasional yang mendapatkan penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh di Jakarta, 24 Februari 2012. Penghargaan tersebut, berupa sertifikat bantuan dari Mendikbud sebesar Rp 52.432.825.000,. Bantuan anggaran itu, untuk rehabilitasi 711 Ruang Kelas Rusak Berat di 180 SD Rp 50.813.835.000., dan rehabilitasi 18 Ruang Belajar Rusak Berat di 9 SMP Rp 1.630.000.000.

“Empat kabupaten lainnya yang mendapatkan pernghargaan yang sama, yakni Subang, Indramayu, Bandung dan Pandeglang. Penghargaan ini diberikan, sehubungan data-datanya dinilai paling lengkap dan disampaikan secara cepat kepada Pak Menteri. Nah, prestasi kita ini diikuti oleh kabupaten lainnya,” ujarnya. (A-67/A-89)***

Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/180933

Pengumuman Penilaian Buku Teks Pelajaran Tahun 2012

BSNP
Dalam rangka memenuhi kebutuhan buku teks pelajaran SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK yang memenuhi syarat kelayakan, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bekerjasama dengan Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tahun 2012 akan melakukan Penilaian Buku Teks Pelajaran terlampir PENGUMUMAN PENILAIAN BTP 2012.

Sumber: http://bsnp-indonesia.org/id/?p=974

Fungsi Kebudayaan Dikembalikan ke Kemdikbud

M Nuh
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) resmi mengelola aset kebudayaan yang sebelumnya berada di bawah pengelolaan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Serahterima aset kebudayaan ini dilakukan antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, di Gedung Kemdikbud, Senin (26/3).

Sesuai berkas serah terima yang ditandatangani kedua menteri ini, aset- aset kebudayaan ini meliputi 3.886 sumber daya manusia (SDM), anggaran dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) kebudayaan.

Ke- 3.886 SDM yang diserahkan kepada kepada Kemdikbud ini meliputi 2.940 pegawai Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, 1.262 pegawai Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film serta 351 pegawai Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata.

Sementara aset dan dokumen yang perlu segera dialihkan adalah aset dan dokumen yang melekat pada tugas dan fungsi kebudayaan. “Seperti dokumen pelaksanaan tugas-tugas Lembaga Sensor Film (LSF), museum-museum beserta isinya, situs dan benda purbakala,” papar Mohammad Nuh. Ia juga menyampaikan, sebelum fungsi kebudayaan diintegrasikan dengan pariwisata pada 2000 lalu, secara kelembagaan ada delapan eselon II yang menangani kebudayaan.

Setelah fungsi kebudayaan disatukan kembali dengan fungsi pendidikan bakal ada sembilan eselon II yang terdiri dari satu sekretariat, lima direktorat jenderal (ditjen) dan tiga lembaga pusat yang akan menjalankan fungsi kebudayaan.

Masing- masing Sekretaris Ditjen Kebudayaan, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Sejarah dan Nilai Budaya, Pembinaan Kesenian dan Perfilman, Pembinaan Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi serta Direktorat Internalisasi dan Diplomasi Kebudayaan.

Sedangkan lembaga pusat ini terdiri atas Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan serta Pusat Pengembangan SDM Kebudayaan.

Untuk Unit Pelaksana Teknis (UPT), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyerahkan 43 unit. Meliputi 14 Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3), 11 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) dan 10 Balai Arkeologi.
“Termasuk satu museum nasional, satu galeri nasional, lima museum khusus, dan lembaga sensor film,” papar mendikbud.

Mendikbud menambahkan, dengan penyerahan dan integrasi fungsi kebudayaan ini tugas kementriannya akan semakin banyak. Namun ia berjanji akan mengelola dengan baik fungsi kebudayaan. “Meski ruang kerjanya banyak, akan kami kerjakan sungguh-sungguh,” tambahnya.

Sumber : Republika
http://kemdikbud.com/fungsi-kebudayaan-dikembalikan-ke-kemdikbud.html

Anak Melihat dengan Semua Panca Indera

panca indra
BANDUNG,(PRLM).-Para guru harus memperhatikan cara pandang anak-anak yang melihat sesatu dengan semua panca inderanya. "Sedangkan orang-orang dewasa melihat sesuatu dengan matanya lalu direkam dalam otak kiri sehingga orang-orang dewasa kurang kreatif," kata pakar anak, Andi Yudha Asfandiyar, saat seminar dan workshop "Kreativitas untuk Guru" di Aula P4TK TK dan PLB Jln. Gunawan Kota Bandung, Selasa t27/3).

Lebih jauh Andi mengatakan, kreativitas bisa menurun drastis karena terjebak kepada pekerjaan atau jabatan. "Saya sering ngobrol dengan pejabat yang mengeluhkan tidak bisa tertawa atau melucu lagi karena sudah jadi pejabat," ucapnya.

Andi juga menyinggung banyaknya tuntutan orangtua daripada tuntunan yang diberikan kepadanya. "Anak tidak ditangani dengan karakter dan kebutuhan anaknya. Orangtua berpikir dan bertindak sesuai dengan keinginannya sendiri," katanya.(A-71/A-107)***


Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/182151

Sertifikasi Guru Tahun 2012 Gunakan Sistem Online

sergur
JAKARTA, (PRLM).- Berdasarkan hasil evalusi pelaksanaan sertifikasi guru dari tahun ke tahun, ada empat hal yang merupakan perbaikan pada pelaksanaan sertifikasi guru tahun 2012, yaitu penetapan peserta melalui sistem daring (online system). Lalu, uji kompetensi, perankingan dimulai dari usia, masa kerja, dan golongan. Selain itu, penjadwalan.

Salah satu bagian penting dalam pelaksanaan sertifikasi guru adalah proses rekrutmen dan penetapan calon peserta. “Pada tahun ini, proses penetapan peserta berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu dipublikasikannya daftar nama calon peserta sertifikasi guru sebelum ditetapkan sebagai peserta dengan tujuan untuk menjamin objektivitas dan keadilan,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemdikbud, Syawal Gultom di Gedung D Kemdikbud Senayan Jakarta, Rabu (26/10).

Dijelaskan Syawal, sistem dan mekanisme rekrutmen peserta sertifikasi guru harus memenuhi prinsip keadilan dan akuntabel. Oleh karena itu, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemdikbud membangun Aplikasi Penetapan Peserta Sertifikasi Guru (AP2SG) yang hasilnya dapat diakses oleh guru calon peserta sertifikasi.

“Data guru yang ditampilkan sebagai calon peserta sertifikasi diambil dari database NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan) hasil perbaikan per tanggal 30 September 2011,” jelasnya.

Daftar calon peserta sertifikasi guru dapat diakses di website sergur.pusbangprodik.org.

NUPTK sendiri adalah suatu nomor registrasi khusus yang diberikan kepada pendidik (guru) dan tenaga kependidikan oleh Kemdikbud.

Syawal menuturkan, data guru yang ditampilkan adalah guru yang memenuhi persyaratan sertifikasi guru dan belum memiliki sertifikat pendidik. Apabila ditemukan data yang tidak benar dan tidak tepat, dapat menghubungi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat untuk perbaikan data dengan membawa bukti dokumen data diri sebagai bahan pendukung untuk memperbaiki data NUPTK.

“Perbaikan data calon peserta sertifikasi guru berakhir pada 1 Desember 2011,” katanya.

Per tanggal 2 Desember 2011, daftar peserta yang ditampilkan dalam website adalah daftar nama peserta sertifikasi guru final sesuai dengan jumlah kuota masing-masing kabupaten/kota untuk proses pemberkasan lebih lanjut.

Bagi daerah yang belum dapat mengakses data tersebut melalui internet, dapat berkoordinasi dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) setempat. (A-94/A-88)***


Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/163357

Pelaksanaan Kegiatan “Mahasiswa Mengajar” di Desa Conggeang Wetan

“Mahasiswa Mengajar”

Deskripsi Kegiatan
Kegiatan mengajar di SMP dilaksanakan dari tanggal 11-25 Januari 2012 dengan melakukan orientasi lingkungan SMPN 1 Conggeang Wetan terlebih dahulu. Kemudian mahasiswa KKN bekerja sama dengan pihak guru dalam hal memberikan materi kepada murid sesuai dengan silabus. Mahasiswa KKN mengajar kelas VII, VIII, dan IX. Mata pelajaran yang diajarkan oleh mahasiswa KKN adalah Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Bahasa Sunda, IPS, Agama, PPKn, dan Matematika. Selain itu mahasiswa KKN juga mengadakan les atau bimbingan belajar bagi murid SMP di rumah mahasiswa KKN. Lalu pada akhir jadwal kegiatan mengajar mahasiswa KKN, mahasiswa mengadakan perpisahan dengan guru-guru di SMP 1 Conggeang Wetan.

Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan dari program ini adalah seluruh siswa yang bersekolah di SMP 1 Conggeang Wetan.

Kendala Kegiatan
Selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), murid SMP kurang memiliki inisiatif dan respon dalam hal materi yang diberikan oleh mahasiswa KKN. Seperti murid kurang banyak bertanya akan materi yang masih susah bagi mereka. Tiap murid juga tidak semua memiliki buku yang menunjang materi yang diberikan. Dalam lingkungan sekolah, kurangnya fasilitas yang memadai seperti globe, peta, dan peralatan laboratorium. Saat mahasiswa KKN mengadakan les atau bimbingan belajar, murid SMP kurang respon untuk ikut belajar bersama di rumah mahasiswa KKN. Sehingga, hanya beberapa murid SMP yang ikut berpartisipasi dalam bimbingan belajar.

Respon Kegiatan
Keluarga besar SMP 1 Conggeang Wetan memiliki respon yang baik dalam menerima mahasiswa KKN dalam berpartisipasi KBM.

BIDANG MENGAJAR KE SDN 1 DAN SDN 4 CONGGEANG WETAN
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan belajar mengajar di SDN 1 Conggeang Wetan dan SDN 4 Conggeang Wetan berlangsung dari tanggal 11 – 25 Januari 2012. Sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, mahasiswa KKN melakukan observasi perihal cara mengajar yang diterapkan di sekolah tersebut. Selama masa kegiatan berlangsung mahasiswa KKN mengajar hampir di semua kelas yang ada. Di SDN 1 mahasiswa KKN mengajar di kelas 4, 5, dan 6. Mata pelajaran yang mahasiswa KKN berikan meliputi Matematika, IPA, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Sedangkan di SDN 4 mahasiswa KKN mengajar di kelas 1, 3, 4, 5, dan 6. Mata pelajaran yang mahasiswa KKN berikan meliputi Tematik, Matematika, IPA, IPS, Agama Islam, Kerajinan Tangan dan Kesenian, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Selain melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah, mahasiswa KKN juga mengadakan les atau bimbingan belajar di tempat kediaman mahasiswa KKN. Bimbingan belajar dilaksanakan hampir setiap harinya selama masa kegiatan tersebut berlangsung.

Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan dari program ini adalah seluruh siswa yang bersekolah di SDN 1 Conggeang Wetan dan SDN 4 Conggeang Wetan.

Kendala Kegiatan
Antusiasme anak-anak yang terlalu tinggi terhadap kegiatan belajar mengajar tambahan yang ditawarkan membuat mereka lupa untuk beristirahat terlebih dahulu. Hal ini membuat mahasiswa KKN terkadang kewalahan menghadapi anak-anak yang begitu banyak. Selebihnya, tidak ada kendala yang berarti selama proses kegiatan belajar mengajar di SDN 1 dan SDN 4 Conggeang Wetan berlangsung.

Respon Kegiatan
Respon yang mahasiswa KKN terima sangat baik selama kegiatan berlangsung meskipun proses belajar mengajar tambahan telah berakhir. Siswa SDN 1 dan SDN 4 Conggeang Wetan sangat menghormati dan tidak segan untuk melakukan interaksi dengan mahasiswa KKN.

Sumber: http://blogs.unpad.ac.id/kknmconggeangwetan2012/

Kontak Kami

tutwuri_handayani

Name *



Email *



Subject *



Message *




Powered byEMF HTML Form Builder
Report Abuse

Informasi Sekolah

tutwuri_handayani

Nama SDN Conggeang 1
NPSN 20233878
Tipe Negeri
Alamat Desa Conggeang Wetan Kec. Conggeang
Propinsi Jawa Barat
Kab/Kota Kab. Sumedang
Jenjang
sd