• <div style='background-color: #000000;'><a href='http://www.rsspump.com/?web_widget/rss_ticker/news_widget' title='News Widget'>News Widget</a></div>

Wah, UN SD akan Disisipi Pernyataan Kejujuran

un
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -Ujian Nasional Sekolah Dasar akan dilaksanakan 7 hingga 9 April mendatang. Untuk mengantisipasi tingkat kecurangan, Dinas Pendidikan Jawa Timur menyisipkan lembar pernyataan untuk jujur.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Harun, di dalam lembar jawaban soal telah ditulisi kalimat pernyataan untuk disalin siswa yang mengerjakannya. Kalimat itu berbunyi " Salinlah Kalimat Ini: Saya Mengerjakan Ujian dengan Jujur". Menurut Harun, itu merupakan kalimat untuk mendidik anak menjadi jujur. Sebab, dalam usia siswa SD, masih mencari jati diri dan harus dikenalkan dengan nilai-nilai kejujuran.

"Setelah disalin, tulisan itu harus ditandatangani oleh siswa yang bersangkutan," katanya pada wartawan, Rabu (25/4).

Pelaksanaan UN SD di Jawa Timur sendiri akan diselenggarakan oleh 20.136 sekolah. Jumlah keseluruhan siswa SD yang mengikuti ujian tahun ini sebanyak 646.479 siswa. Keseluruhan penyelenggaraan UN di Jatim dibagi menjadi 3131 penggugus.

Selain SD, Jatim juga akan menyelenggarakan UN untuk SDLB. Menurut Kepala Bidang TK/SD dan Pendidikan Luar Biasa, Dinas Pendidikan Jatim, Nuryanto, peserta UN tingkat SDLB sebanyak 267 siswa. Jumlah itu terbagi dalam 3 kriteria yaitu Tuna Netra 36 siswa, Tuna Rungu Wicara 219 siswa, dan Tuna Daksa sebanyak 12 siswa.

"Sedangkan yang hanya mengikuti ujian sekolah sebanyak 716 siswa," kata dia.

Redaktur: Hafidz Muftisany
Reporter: Agus Raharjo


Sumber: http://www.republika.co.id//berita/pendidikan/berita-pendidikan/12/04/25/m318h1-wah-un-sd-akan-disisipi-pernyataan-kejujuran

Puluhan Siswa SD Ikuti Olimpiade Matematika

pr
BANDUNG, (PRLM).-Sekitar 30 siswa Sekolah Dasar (SD) kelas I mengikuti olimpiade matematika di Istana Plaza Jalan Pasirkaliki No.121, Sabtu (21/4). Perlombaan yang memperebutkan Tropi Gubernur Jawa Barat ini diikuti oleh anak SD dari berbagai sekolah di Bandung.

Saat peserta kelas I mengerjakan soal, calon peserta olimpiade matematika kelas II dan kelas III masih dapat melakukan pendaftaran. "Olimpiade matematika kelas I pukul 10.15, kelas II pukul 11.20, kelas III pukul 12.25. Peserta dari mana saja bisa mengikuti olimpiade ini. Banyak yang baru mendaftar hari ini, " kata salah satu pengajar di Lembaga Pendidikan Be Smart, Audi.

Tidak hanya olimpiade matematika, perlombaan yang diadakan Be Smart ini juga mengadakan lomba "spelling bee dan story telling" tingkat TK dan SD kelas 1 sampai kelas 3. Perlombaan mengeja dan bercerita dalam bahasa inggris ini memperebutkan Tropi Wali Kota Bandung dan Tropi Dinas Pendidikan Jabar.

Selain itu, ada pula lomba fotogenik kategori usia 4-6 tahun dan 7-9 tahun serta lomba mewarnai kategori TK A/B dan kelas 1-3 SD. Pengumuman pemenang olimpiade dan perlombaan lain ini akan dilakukan pukul 16.00 WIB hari ini.(CA-01/A-107)***


Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/185491

Wah, Anak SD Ciptakan Alat Deteksi Gempa

Metrotvnews.com, Gresik: Siswa Sekolah Dasar Muhamadiyah 1 Gresik, Jawa Timur, berhasil menciptakan alat deteksi gempa, Senin (16/4). Alat tersebut dibuat dengan memanfaatkan kaleng bekas, baterai dan magnet.

Alat deteksi gempa itu diberi nama Omplong Gempa. Nama tersebut terinspirasi dari gempa berskala 8,5 richter di Aceh pada minggu lalu. Meski cukup sederhana, namun Omplong Gempa cukup efektif. Setidaknya mampu memberikan peringatan dini kepada warga jika terjadi gempa, terutama saat malam hari.

Proses pembuatannya cukup dengan melubangi kaleng susu bekas untuk lintasan kawat yang menghubungkannya dengan bandulan magnet. Alat tersebut hanya memanfaatkan tenaga baterei sebesar sembilan volt.

Cara kerja Omplong Gempa juga sederhana, sirine akan berbunyi jika bandulan magnet bergerak saat terkena getaran gempa dan menempel pada bagian dinding kaleng bekas. Bunyi sirine berasal dari arus listrik baterai, yang selanjutnya memberi peringatan dini kepada penghuni rumah.

Alat tersebut cukup dipasang di tiap rumah warga, terutama daerah rawan gempa seperti Banda Aceh.

Penemu Omplong Gempa, Nevinda Yogastyawan mengatakan, sengaja memberi nama Omplong Gempa karena alat deteksi gempa tersebut memanfaatkan kaleng bekas yang banyak ditemui di sekitar lingkungan rumah warga.

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 Gresik, Ichwan Arif mengatkan pembuatan Omplong Gempa merupakan bagian dari penerapan pendidikan Fisika dalam kehidupan sehari-hari. Pihaknya akan menyempurnakan Omplong Gempa karya Nevinda, agar dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat luas. (Wtr4)

Sumber: http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/04/17/149289/Wah-Anak-SD-Ciptakan-Alat-Deteksi-Gempa/6

'Buku Pelajaran Harus Sesuai Psikologi Anak'

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG - Pakar pendidikan nasional, Prof. Dr. Arif Rahman menyatakan buku pelajaran yang diberikan bagi siswa sekolah dasar (sd) sebagai materi ajar haruslah sesuai dnegan psikologi anak-anak.

Hal itu diungkapkan Arif terkait dengan beredarnya Lembar Kerja Siswa (LKS) di SD Angkasa Halim Perdanakusumah Jakarta Timur yang memuat cerita tentang Bang Maman dari Kali Pasir yang meminta seorang perempuan untuk menyamar menjadi 'istri simpanan' menantunya.

"Semua materi baik lisan maupun tayangan yang diberikan sebagai pembelajaran terhadap anak harus disesuaikan dengan keadaan psikologi anak," kata Prof. Arif saat dihubungi ANTARA melalui telepon, Ahad (15/4).

Menurut Pak Arif, demikian guru besar di Universitas Negeri Jakarta tersebut sering disapa, ada beberapa istilah dalam buku LKS tersebut yang belum bisa dijangkau oleh nalar anak-anak, terutama anak kelas dua SD.

"Istilah 'istri simpanan', meskipun ada dalam kosa kata Bahasa Indonesia, namun, kata tersebut terlalu berat untuk anak-anak," kata Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) terkait bidang Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan, UNESCO, tersebut.

Lebih lanjut, Arif menyatakan bahwa konsep istri simpanan bagi anak kelas dua SD terlalu rumit. "Problematikanya tidak akan terjangkau bagi mereka karena pikiran anak-anak itu sederhana," kata dia.

Arif menuturkan, anak-anak tidak akan mampu membayangkan cerita yang bersifat sejarah dengan derajat keruwetan yang tinggi.

Terkait hal tersebut, sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah membentuk tim untuk menyelidiki LKS Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta yang berkisah tentang istri simpanan dalam kisah "Bang Maman dari Kali Pasir" tersebut.

Tim tersebut adalah gabungan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Inspektorat Jenderal (Itjen) dan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud untuk melacak siapa penerbit, penulis dan siapa yang mengedarkannya ke siswa.

Jika terbukti materi yang ditulis itu tidak benar maka LKS harus ditarik dari peredaran. Cerita Bang Maman dari Kalipasir di halaman 30-31 buku LKS Ceria mengemuka setelah hal tersebut menjadi perbincangan hangat dalam situs jejaring sosial Twitter, Kamis, 12 April 2012.

Cerita Bang Maman berkisah mengenai kehidupan Bang Maman yang memiliki putri bernama Ijah. Bang Maman menikahkan Ijah dengan Salim, putra Pak Darip orang kaya di Kali Pasir.

Kemudian, Pak Darip meninggal dan mewariskan kekayaannya berupa kebun yang sangat luas pada Salim. Salim yang lugu meminta seseorang bernama Kusen untuk mengurus kebunnya. Namun Kusen dan istrinya malah mengkhianati Salim. Kebun tersebut dijual oleh Kusen dan Salim pun jatuh miskin.

Ijah yang telah menjadi istri Salim diminta Bang Maman untuk menceraikan suaminya itu. Ijah tidak mau dan tetap setia pada Salim. Bang Maman lalu menyusun strategi, dia meminta perempuan bernama Patme untuk berpura-pura mengaku menjadi istri Salim. Patme mendatangi Ijah dan mengaku sebagai istri simpanan. Ijah pun percaya dan akhirnya menceraikan Salim.

Redaktur: Djibril Muhammad
Sumber: Antara

Sumber: http://www.republika.co.id//berita/pendidikan/berita-pendidikan/12/04/15/m2i6d0-buku-pelajaran-harus-sesuai-psikologi-anak